JATIMTIMES – Banyak orang percaya bahwa makanan berlabel low fat (rendah lemak) atau low carb (rendah karbohidrat) adalah pilihan lebih sehat, terutama bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan. Namun, benarkah semua produk berlabel demikian benar-benar lebih sehat dan baik untuk diet?
dr. Dion Haryadi, seorang dokter umum sekaligus Certified Nutrition & Health Coach, memberikan pandangannya untuk meluruskan anggapan ini.
Menurutnya, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebelum menganggap produk low fat atau low carb sebagai solusi diet yang ideal.
“Makanan low fat atau low carb memang bisa menjadi pilihan yang lebih sehat, terutama jika tujuan kita adalah mengurangi asupan kalori,” kata dr. Dion, dikutip Instagramnya @dionharyadi, Senin (4/11).
Baca Juga :
Apa itu Brain Fog, Kondisi yang Sering Dikaitkan dengan Jam Koma Gen Z
“Misalnya, susu skim atau susu rendah lemak biasanya memang memiliki kalori yang lebih rendah daripada susu full cream. Ini tentu dapat membantu mereka yang sedang menjalankan program penurunan berat badan atau fat loss,” imbuhnya.
Namun, ia juga menekankan bahwa banyak produk yang berlabel low fat sebenarnya mengandung bahan tambahan lain untuk menjaga rasa. Seperti gula atau karbohidrat tambahan.
“Sering kali, produk low fat ditambahkan bahan lain seperti gula untuk meningkatkan cita rasanya. Akibatnya, nilai kalori produk tersebut bisa saja tidak jauh berbeda dari produk biasa,” tambahnya.
Hal yang sama berlaku pada produk yang berlabel low sugar atau less sugar. “Coba dicek lagi informasi nilai gizinya, seberapa low atau less sugarnya? Ini yang penting dan sering kali dilewatkan,” kata dr. Dion, menyoroti pentingnya mengecek label nutrisi secara menyeluruh.
Ia juga menyarankan agar konsumen tidak hanya melihat klaim pada kemasan bagian depan, tetapi juga memeriksa label gizi untuk mengetahui kandungan pastinya.
Ia mengingatkan agar masyarakat tidak menerima mentah-mentah klaim kesehatan yang diberikan.
“Yang lebih baik belum tentu selalu yang tertera di depan kemasan. Jangan langsung menganggapnya sebagai produk yang lebih sehat hanya karena ada label low fat atau low carb. Pastikan kamu benar-benar memahami kandungannya dan cek lagi apakah benar produk itu cocok buat kamu,” ujarnya.
Jadi, meskipun produk berlabel low fat atau low carb bisa membantu mengurangi asupan kalori, dr. Dion menegaskan pentingnya selalu membaca informasi nutrisi pada label. Tidak semua yang diklaim “rendah lemak” atau “rendah karbohidrat” otomatis lebih sehat atau lebih baik untuk diet, terutama jika ternyata mengandung bahan tambahan yang meningkatkan kalorinya.
link